Persaingan industri Information Comunication and Telecomunication (ICT) makin ketat. Telkom pun mulai melirik bisnis strategis yang penuh tantangan ini dengan meluncurkan layanan New Wave, IP-TV. Telkom menargetkan 50 persen pelanggan Speedy akan menjadi pelanggan IP-TV.
Excecutive General Manager PT Telkom Divre IV Jateng dan DIJ Zulheldi saat launching soft skill IP–TV di kantor PT Telkom Jalan Pahlawan Semarang kemarin mengatakan, bisnis New Wave ini diimplementasikan dengan layanan Broadband Triple Play. Layanan Broadband Triple Play ini merupakan suatu layanan terpadu antara telefoni (suara), internet dan video/TV dalam satu kesatuan platform Internet Protocol (IP).
“Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 63 merupakan momen penting untuk mengenalkan layanan IP-TV ke seluruh jajaran Telkom sebelum dijual ke masyarakat luas,” kata Zulheldi. Peluncuran tersebut sebagai tonggak sekaligus pembuktian bahwa Telkom saat ini telah memasuki transformasi bisnis dan transformasi layanan menuju New Wave Business.
Layanan IP-TV merupakan suatu layanan tontonan video dengan berbagai keistimewaan fitur- fitur yang dimiliki yang dihantarkan melalui jaringan berbasis IP. Layanan ini memiliki fitur-fitur lengkap, seperti Electronic Program Guide (EPG). Fasilitas EPG ini memberikan aspek keamanan untuk menjaga dan menghindari tontonan yang tidak semestinya bagi anak-anak ataupun orang lain yang tidak berhak.
Selain itu, juga ada fitur VoD (Video on Demand) yang merupakan layanan tontonan video, yang dapat ditonton sesuai dengan permintaan pelanggan TV Service, termasuk tayangan kondisi lalu lintas secara langsung dan layanan tambahan lainnya. Adanya layanan ini, pelanggan Speedy tidak perlu lagi berlangganan TV kabel. Karena dengan layanan ini sudah bisa memilih siaran TV yang dikehendaki.
Manager Komunikasi PT Telkom Divre IV Jateng-DIJ Sudjatmiko menambahkan, saat ini jumlah pelanggan Speedy mencapai 35 ribu. Dari jumlah tersebut, diharapkan 50 persennya akan menjadi pelanggan IP-TV yang dijual secara komersial mulai 27 September mendatang.
Layanan IP-TV merupakan suatu layanan tontonan video dengan berbagai keistimewaan fitur- fitur yang dimiliki yang dihantarkan melalui jaringan berbasis IP. Layanan ini memiliki fitur-fitur lengkap, seperti Electronic Program Guide (EPG). Fasilitas EPG ini memberikan aspek keamanan untuk menjaga dan menghindari tontonan yang tidak semestinya bagi anak-anak ataupun orang lain yang tidak berhak.
Selain itu, juga ada fitur VoD (Video on Demand) yang merupakan layanan tontonan video, yang dapat ditonton sesuai dengan permintaan pelanggan TV Service, termasuk tayangan kondisi lalu lintas secara langsung dan layanan tambahan lainnya. Adanya layanan ini, pelanggan Speedy tidak perlu lagi berlangganan TV kabel. Karena dengan layanan ini sudah bisa memilih siaran TV yang dikehendaki.
Manager Komunikasi PT Telkom Divre IV Jateng-DIJ Sudjatmiko menambahkan, saat ini jumlah pelanggan Speedy mencapai 35 ribu. Dari jumlah tersebut, diharapkan 50 persennya akan menjadi pelanggan IP-TV yang dijual secara komersial mulai 27 September mendatang.
"Bisnis IP-TV itu masih "inline" (sejalan--red) dengan "core business" (bisnis inti) perseroan, sehingga sangat layak untuk dikembangkan ke depan," kata Dirut Telkom Rinaldi Firmansyah, di Jakarta, pekan lalu.
Menurut Rinaldi, basis pengembangan IP-TV adalah infrastruktur berupa kabel telepon yang dimiliki perusahaan dengan memaksimalkan jaringan yang sudah ada.
Sebelumnya, seorang sumber di Kementerian Negara BUMN menyatakan, rencana Telkom mengembangkan IP-TV tidak akan mendapat persetujuan dari Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang saham Telkom.
"Kami akan menolaknya, karena dalam mengembangkan usaha Telkom belakangan ini sering tidak fokus dan tidak mendukung bisnis perusahaan sehingga perlu pengarahan lebih lanjut," kata sumber itu.
Menanggapi hal itu, Rinaldi Firmansyah menjelaskan, bisnis IP-TV saat ini menjadi kecenderungan atau tren pengembangan layanan operator telekomunikasi di seluruh dunia.
Ragam layanan IP-TV di antaranya electronic program guide, broadcast/live TV, pay per view, personal video recording, pause TV, video on demand, music on demand (walled garden), gaming, interactive advertisement, dan T-commerce.
"Sejumlah perusahaan di Asia yang sudah mengembangkan IPTV dan menjadi salah satu basis pendapatan utama yaitu PCCW (Hong Kong), Telekom Malaysia (TM) Malaysia, dan SingTel (Singapura),`` kata Rinaldi.
Untuk menangkap peluang itu Telkom telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) pengembangan IP-TV antara PT Indonusa Telemedia anak perusahaan Telkom yang juga operator televisi berbayar Telkomvision, dengan PCCW Hongkong yang ditargetkan beroperasi pada tahun 2009.
Untuk tahap awal IP-TV Telkom selain menggarap pelanggan baru juga mengincar sekitar 50 persen pelanggan internet kecepatan tinggi (broadband) Speedy yang kini tercatat sekitar 700.000 satuan sambungan layanan.
Sementara jumlah pelanggan telepon tetap kabel (fixed line) Telkom di seluruh Indonesia mencapai sekitar 8,6 juta nomor.
Tujuh kota besar di Indonesia pengembangan IP-TV yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Medan dan Makasar karena infrastruktur untuk menunjang bisnis tersebut telah tersedia dengan kapasitas sebesar 4 megabit per second (Mbps).
"Bisnis IP-TV sebagai pelengkap layanan "triple play" Telkom, yaitu suatu layanan terpadu antara komunikasi suara, internet broadband dan video atau TV dalam satu kesatuan platform protocol internet," tegas Rinaldi.
Menurut analisis riset Gartner Inc, pendapatan bisnis IP-TV bakal mencapai 4,5 miliar dolar AS pada tahun 2008 atau meningkatkan sekitar 93,5% dibanding tahun sebelumnya, seiring bertambahnya jumlah operator layanan itu.
Seperti dikutip dari Reuters, jumlah pelanggan IP-TV pada akhir tahun 2008 diproyeksikan mencapai 19,6 juta melonjak 64% dibanding tahun 2007, jumlah pelanggan terbesar di negara Eropa Barat, dan Amerika Utara. (*/erl)