TELKOM berubah wajah

.




Operator telekomunikasi terkemuka PT.Telkom Tbk menyambut “Tahun Kerbau 2009” ini bukan saja dengan tekad meningkatkan kinerja dan produktivitas kerja, tapi konon akan meluncurkan struktur organisasi baru dari 7 Divisi Regional (Divre) menjadi hanya 3 Divre, membentuk Divisi baru khusus mengelola bisnis Flexi dan mengganti logo lama dengan logo baru.

Sebagai operator kelas dunia yang bersaing ketat dengan operator lainnya di dalam negeri untuk menjadi market leader, Telkom yang sudah go public internasional sejak 1996 ini tak pernah termenung menghabiskan waktu. Solusi dan inovasi selalu diluncurkan Direkrorat Konsumer untuk meningkatkan citra, memberikan kepuasan kepada pelanggan dan menjadi yang terdepat dalam berbagai hal.

Menuju “penyitraan terbaik” memang bukan pekerjaan gampang. Butuh komitmen seluruh jajaran operator ini dari mulai kasta terendah sampai ke puncak kasta tertinggi Direksi Telkom. Untuk itu dibutuhkan sinergi karena sinergi bukan proses yang bersifat instant. Melainkan memerlukan tahapan waktu dan formulasi strategi yang tepat untuk mengimplementasikannya. (Patriot Februari 2009).

Sinergi bukan merupakan pilihan, tapi merupakan keharusan menuju leading infocom player. Hal ini disadari jajaran perusahaan ini karena secara bisnis, kekuatan group bisa memberikan keunggulan nyata yang sulit dikejar para pesaing. Sebab itu sinergi harus menyentuh area product, services dan billing.

Perusahaan dengan 25.000 lebih tenaga kerja saat ini jauh hari sebelumnya telah melakukan gerakan yang tepat dalam mengoptimalkan potensi melalui sinergi group. Keputusan strategis ini memberikan layanan infocom terlengkap dengan kualitas super ketimbang lawan-lawannya.

Kini pertempuran di bisnis infocom sudah sedemikian ketatnya, nyaris merupakan perang saling mematikan melalui perang tariff yang belum juga berakhir. Bahkan para pakar memformulasikan bahwa suksesnya sinergi tergantung pada suksesnya perpaduan dari 3W yakni winning concept, winning system dan winning team.

Operator ini memperkuat layanan informasi dan komunikasi (infocom) di segmen korporasi di mana memasuki tahun 2009 lalu meluncurkan produk baru Telkom i-SURE (integrated Service Assurance Center) dan menjalin kerjasama strategis dengan National Computer System (NCS). Ini merupakan upaya strategis perusahaan tersebut untuk memberikan layanan prima dari ujung ke ujung (end to end) di pasar korporasi.

Menurut VP Public and Marketing Communication (PMC) Telkom Eddy Kurnia, layanan ini merupakan wujud akhir dari program INFUSION 2008 (Indonesia Flexible & United BuSiness SolutiON) yang telah disosialisasikan sejak 2005.

Inti layanan Telkom i-SURE adalah memberikan jaminan atau assurance bahwa system informasi milik pelanggan korporasi senantiasa berada dalam kondisi berjalan lancar. Malahan sebelum pelanggan korporasi melaporkan adanya kerusakan , pihak pengelola Telkom i-SURE sudah lebih dulu mengetahuinya dan langsung melakukan perbaikan. Pelanggan korporasi dapat tetap melakukan aktivitas bisnisnya tanpa dilanda kekhawatiran.

Ini bisa terjadi karena Telkom I-SURE sudah dilengkapi dengan teknologi alarm system yang memonitor kondisi jaringan di seluruh tanah air. Untuk mengelola dan mengoperasikan layanan baru ini Telkom secara khusus membangun pusat layanan i-SURE.

Produk baru ini merupakan wujud nyata operator telekomunikasi terkemuka ini memberikan layanan berbasis Commitment to Excellent Service Assurance kepada para pelanggan korporasi. Keberadaan i_SURE sangat dibutuhkan terkait komitmen Telkom untuk memberikan future lifestyle melalui INSYNC2014.

Lewat teknologi khusus ini Telkom dapat melakukan monitoring pada semua layanan yang digunakan para pelanggannya secara lebih detail. I-SURE juga menjamin ketersediaan layanan selama 24 jam sehari.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan pelanggan korporasi yang bergerak dinamis, operator ini harus memiliki sifar lean and agle. Dengan sifat itu diharapkan mampu melakukan maneuver bisnis yang lebih lincah, perbaikan tingkat layanan, pendapatan dan cost assurance. Untuk dilakukan kesiapan di bidang information technology. Untuk itu telah dibangun transformasi IT dengan mengembangkan INFUSION bertujuan untuk mendukung strategy customer centric.

Artinya konsepnya harus kuat, matang dan komprehensip. Sistemnya harus handal dan terintegrasi dan timnya harus berdedikasi dan solid. Dan pembentukan 3 Divre dari 7 Divre, yaitu Divre I Sumatera, Divre II Jawa-Bali dan Divre III Indonesia Timur, merupakan jawaban untuk lebih meningkatkan dan mendongkark value melalui sinergi. Sehingga Divre-divre yang hilang pada struktur baru organisasi akan menjadi “ujung tombak” marketing yang ampuh untuk memenangkan duel menghadapi operator lain.

Jika penciutan Divre dilakukan, maka diharapkan Telkom lebih gesit dan lincah lagi dalam memabangun bisnisnya. Regulasi apapun tidak akan menjadi masalah bagi perusahaan terkemuka ini apapun yang dihadapinya hari ini maupun di hari-hari mendatang. Yang jelas ke depan diharapkan jauh lebih baik lagi siapapun Nakhodanya.

Menyangkut kemungkinan Flexi akan dikelola divisi khusus seperti seluler di 1996 yang dimanage oleh anak perusahaan PT.Telkomsel, nampak merupakan upaya untuk tetap mempertahankan market leader di bisnis CDMA. Hal ini adalah jawaban atas semakin sengitnya persaingan saat ini antar operator telekomunikasi di negeri ini.

Flexi kini sudah berusia enam tahun dan pelanggannya kini sudah menyentuh tak kurang 14 juta pelanggan. Sudah jauh meninggalkan total pelanggan telepon tetap yang stagnasi pada angka 8,7 juta pelanggan. Bahkan 2009 ini diharapkan pelanggan wireless ini mencapai 16,5 juta-18 juta pelanggan. Padahal 2003 lalu pelanggan Flexi hanya 265 ribu.

Tahun 2004 tercatat 1,4 juta, 2005 naik menjadi 4,1 juta, 2006 tercatat 4,2 juta, 2007 mencapai 6,5 juta dan akhir 2008 sudah mengkemas 11,5 juta pelanggan. Akhir 2009 ini diharapkan dengan promosi menelpon gratis sesama Flexi area Banten, Jabodetabek, Jawa Barat, Yogyakarta, total pelanggan dapat menyentuh angka fantatis.

Berdasarkan data yang dimuat Majalah Patriot Januari 2009, pendapatan Telkom dari Flexi ini pada 2004 baru menyentuh angka Rp.674 miliar. Pada 2005 naik menjadi Rp.1,7 triliun, 2006 sebesar Rp.2,9 triliun, 2007 sebanyak Rp.3,6 triliun. Akhir 2008 lalu diperkirakan pendapatan Telkom dari bisnis telepon wireless ini mencapai Rp.5,5 triliun.

Dari angka-angka tersebut menurus penulis di majalah Patriot itu Muhammad Yusuf, tahun 2007 dan 2008, tidak ada pertumbuhan pendapatan. Walaupun pendapatan tidak tumbuh menggembirakan, penyerapan beban tetap saja meningkat. Tercatat beban Flexi di tahun 2994 berjumlah Rp.972 miliar, 2005 mencapai Rp.1,8 triliun, 2006 Rp.2,1 triliun, 2007 sebesar Rp.3,5 triliun dan Oktober 2008 tercatat beban belanja Flexi Rp.2,4 triliun.

Dari perolehan pendapatan dan penyerapan beban, menurut penulis, Flexi sudah mencatat net income 2004 sebesar minus Rp.385 miliar, 2005 minus Rp.260 miliar, 2006 Rp.536 miliar, 2007 Rp.20 miliar dan Oktober 2008 mencapai Rp.422 miliar.

Usia yang mencapai 6 tahun bagi industri telekomunikasi merupakan usia yang sudah seharusnya memberikan net income yang cukup signifikan bagi operator terkemuka ini seperti halnya saat bisnis seluler yang dikelola anak perusahaan Telkom, PT.Telkomsel pada tahun 2001 sudah memberikan pendapatan yang luar biasa tingginya bagi perusahaan plat merah ini.

Divisi Flexi sebelumnya pernah dikelola secara khusus saat Alex J.Sinaga dan Dian Rahmawan mendapatkan kepercayaan manajemen Telkom sebagai pimpinan di divisi tersebut. Kalaupun akan dibentuk anak perusahaan yang khusus memanage bisnis Flexi tersebut mungkin ke dua orang ini dapat dipertimbangkan sebagai pucuk pimpinan

dengan melakukan kontrak manajemen karena mereka selain memenuhi persyaratan juga sangat professional dalam bekerja.

Soal logo, nampaknya memang saat ini dibutuhkan semangat baru untuk menghadapi tantangan di masa depan. Logo sekarang yang diperlombakan Ir.H.Cacuk Sudarijanto di tahun 1992 terlihat masih agak kaku ketimbang Logo Pertamina yang nampak luwes dalam menghadapi era kompetisi di abad 21 ini.

Perubahan logo Telkom, hendaknya dapat menggambarkan paradigma baru operator terkemuka ini dalam menjawab tantangan jaman. Sebab yang pasti itu adalah perubahan

Perubahan selalu diharapkan memberikan yang terbaik bagi sebuah perusahaan kelas dunia seperti Telkom.

Artinya harus ada peningkatan pendapatan yang signifikan, meningkatnya kualitas SDM, meningkatnya penerapan teknologi IT teranyar, meningkatnya layanan kepada pelanggan, meningkatnya citra perusahaan dan tegaknya GCG. Semoga PT.Telkom Tbk lebih maju, lebih baik, lebih berkembang di hari-hari mendatang. Ke depan harus lebih baik dari hari ini maupun dari masa lalu. Bravo PT.Telkom Tbk !!!

3 comments:

speederman said...

jelek amaaat. tetap aja bullshit :))

indotopten said...

kok harpir seperti potongan lambang olimpiade yah?
mantap dah :)

Anonymous said...

yg loe liat tu bru sepotongnya tolol!
keren tauk!

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

 

Followers

Komentar Baru

Support by | Allianz